Supermoon 7 Oktober 2025: Fenomena Langit Langka, Bulan Terlihat Lebih Besar dan Terang dari Biasanya
Liputankilat.com – Langit Indonesia pada Selasa (7/10/2025) malam dihiasi pemandangan menakjubkan: fenomena Supermoon atau bulan purnama raksasa yang dikenal sebagai Hunter’s Moon atau Harvest Moon. Fenomena langka ini membuat Bulan tampak lebih besar dan terang dari biasanya, memikat perhatian warga di berbagai daerah.
Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak fase bulan purnama terjadi pada Selasa, 7 Oktober 2025, pukul 10.47 WIB, ketika jarak Bulan dengan Bumi mencapai sekitar 361.458 kilometer — menjadikannya salah satu purnama terdekat tahun ini.
“Supermoon terjadi saat bulan purnama bertepatan dengan posisi terdekat Bulan terhadap Bumi (perigee), sehingga tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya,” jelas Koordinator Bidang Geofisika Potensial BMKG, dalam keterangan resminya.
Fenomena Langit: Lebih dari Sekadar Bulan Purnama
Fenomena Supermoon 7 Oktober kali ini juga dijuluki Hunter’s Moon, istilah yang berasal dari tradisi masyarakat kuno di Eropa. Setelah masa panen (Harvest Moon), malam yang diterangi bulan purnama terang digunakan untuk berburu hewan sebelum datangnya musim dingin.
Di Indonesia, masyarakat bisa menikmati pemandangan Bulan besar tersebut mulai sekitar pukul 17.55 WIB ketika Bulan mulai terbit di ufuk timur. Meski puncak purnama terjadi di siang hari, efek supermoon masih tampak jelas pada malam harinya — apalagi jika langit sedang cerah tanpa awan.
“Bulan terlihat lebih besar sekitar 7% dan lebih terang hingga 15% dibanding purnama biasa,” ujar salah satu pengamat astronomi amatir dari Jakarta Astronomical Club.
Waktu dan Lokasi Terbaik Melihat Supermoon
| Keterangan | Waktu / Data |
|---|---|
| Puncak fase purnama | 7 Oktober 2025, pukul 10.47 WIB |
| Jarak Bulan–Bumi | ± 361.458 km |
| Waktu terbaik pengamatan | 17.55 WIB hingga tengah malam |
| Perige terdekat | 8 Oktober 2025, pukul 19.35 WIB (jarak ± 359.819 km) |
Untuk mendapatkan hasil terbaik, masyarakat disarankan mencari lokasi minim polusi cahaya, seperti area pantai, perbukitan, atau pedesaan. Menggunakan kamera dengan mode malam atau teleskop mini dapat membantu menangkap detail kawah dan tekstur permukaan Bulan dengan lebih jelas.
Waspada Rob di Wilayah Pesisir
BMKG mengingatkan adanya potensi kenaikan pasang air laut (rob) di sejumlah wilayah pesisir akibat pengaruh gravitasi Bulan yang lebih kuat selama fenomena supermoon berlangsung.
“Efek gravitasi Bulan saat supermoon dapat memicu pasang maksimum di beberapa daerah pantai utara Jawa, Sumatera bagian timur, dan Kalimantan pesisir,” ujar BMKG dalam peringatannya.
Masyarakat pesisir diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan genangan air laut terutama saat malam hari.
Dihiasi Hujan Meteor Draconid
Menariknya, kemunculan supermoon kali ini bertepatan dengan aktivitas hujan meteor Draconid, yang aktif dari 6–10 Oktober dengan puncak pada 8 Oktober 2025. Meskipun cahaya Bulan yang terang dapat menutupi beberapa meteor redup, di lokasi yang gelap masih memungkinkan terlihat beberapa meteor melintas.
Fenomena langit ini menambah keindahan malam pekan pertama Oktober, memberikan kesempatan langka bagi pecinta astronomi untuk menikmati dua peristiwa langit dalam waktu hampir bersamaan.
Rangkaian Supermoon 2025
Supermoon 7 Oktober merupakan yang pertama dari tiga supermoon beruntun yang akan menghiasi langit hingga akhir tahun ini. Dua supermoon berikutnya diprediksi terjadi pada:
- 5 November 2025 – Supermoon kedua, dengan jarak lebih dekat ke Bumi.
- 4 Desember 2025 – Supermoon terakhir tahun ini.
Tips Memotret Supermoon dengan Ponsel
Bagi Anda yang ingin mengabadikan momen langka ini, berikut beberapa tips sederhana:
- Gunakan tripod untuk menghindari goyangan kamera.
- Aktifkan mode malam (night mode) atau manual exposure.
- Gunakan zoom optik, bukan digital, agar hasil tidak pecah.
- Ambil foto saat Bulan dekat horizon — warnanya akan tampak keemasan dan lebih dramatis.
Fenomena Langit yang Menginspirasi
Fenomena Supermoon selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di seluruh dunia. Selain indah dipandang, momen ini juga mengingatkan akan dinamika alam semesta yang luar biasa.
Bagi pengamat langit dan fotografer malam, Supermoon 7 Oktober 2025 menjadi momentum sempurna untuk menikmati keindahan astronomi tanpa harus menggunakan peralatan canggih.

