Sejarah Kerajaan Mataram Islam di Kotagede
Liputankilat.com — Kotagede, kawasan bersejarah di tenggara Kota Yogyakarta, menjadi saksi lahirnya salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara: Kerajaan Mataram Islam. Dari wilayah kecil yang dulu bernama Perdikan Alas Mentaok, muncul kekuatan politik dan budaya yang kemudian melahirkan dua kerajaan besar yang masih bertahan hingga kini — Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Asal-Usul: Dari Perdikan Alas Mentaok ke Pusat Kerajaan

Sejarah Kerajaan Mataram Islam bermula pada abad ke-16. Saat itu, Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) dari Kerajaan Pajang memberikan sebidang tanah bernama Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya membantu menumpas pemberontakan Arya Penangsang.
Alas Mentaok kala itu berupa hutan lebat di selatan Gunung Merapi. Dengan restu Pajang, Ki Ageng Pemanahan membuka hutan tersebut dan mendirikan pemukiman baru yang kelak dikenal sebagai Kotagede (berarti “kota besar”).
Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan, putranya, Danang Sutawijaya, melanjutkan pembangunan wilayah tersebut dan berhasil memperkuat kekuasaan lokal hingga akhirnya mendirikan Kerajaan Mataram Islam sekitar tahun 1575 M.
Panembahan Senopati: Pendiri Kerajaan Mataram Islam
Danang Sutawijaya kemudian dikenal dengan gelar Panembahan Senopati Ingalaga Sayidin Panatagama, atau Panembahan Senopati.
Beliau adalah pendiri resmi Kerajaan Mataram Islam sekaligus raja pertama yang memusatkan pemerintahan di Kotagede.
Di bawah kepemimpinannya, Mataram Islam tumbuh pesat dan mulai memperluas pengaruhnya ke wilayah sekitarnya seperti Pajang, Demak, Kediri, dan sebagian pesisir utara Jawa.
Panembahan Senopati dikenal sebagai tokoh yang menyatukan kekuatan politik dan spiritual Jawa, menjadikan kerajaan ini tidak hanya berkuasa secara militer, tetapi juga memiliki pengaruh budaya dan keagamaan yang kuat.
Peninggalan Sejarah di Kotagede yang Masih Bertahan
Meskipun ibu kota Mataram Islam kemudian dipindahkan ke Kerta oleh Sultan Agung, Kotagede masih menyimpan banyak peninggalan bersejarah yang menjadi bukti kejayaan masa lalu. Hingga kini, wisatawan dan peneliti dapat menyaksikan jejak kebesaran kerajaan melalui beberapa situs berikut:
- Masjid Agung Mataram Kotagede
Didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati, masjid ini menjadi salah satu masjid tertua di Yogyakarta. Arsitekturnya memadukan gaya Islam dan tradisi Jawa, terlihat dari bentuk atap tumpang tiga serta ukiran kayu klasik di pintunya. - Kompleks Makam Raja-Raja Mataram
Berlokasi di belakang Masjid Agung Kotagede, kompleks ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Panembahan Senopati, Ki Ageng Pemanahan, dan tokoh-tokoh penting kerajaan lainnya. Hingga kini, kompleks ini ramai diziarahi masyarakat. - Sisa Benteng dan Parit Cepuri
Dulu, kawasan keraton Kotagede dikelilingi benteng bata merah dan parit besar. Sebagian tembok dan struktur benteng masih dapat ditemukan di sekitar Kampung Alun-Alun dan Jagalan. - Kawasan Permukiman Tradisional Kotagede
Rumah-rumah kayu dengan arsitektur Jawa klasik dan kolonial masih berdiri kokoh di sekitar situs keraton. Kini, wilayah ini juga dikenal sebagai sentra kerajinan perak dan cagar budaya nasional.
Perkembangan dan Pemindahan Pusat Kekuasaan
Setelah wafatnya Panembahan Senopati, kekuasaan diteruskan oleh Raja kedua, Panembahan Hanyakrawati, dan kemudian oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613–1645).
Pada masa Sultan Agung, kerajaan mencapai puncak kejayaan, meliputi hampir seluruh wilayah Jawa dan Madura.
Namun, karena pertimbangan politik dan strategi pertahanan, pusat pemerintahan dipindahkan dari Kotagede ke Kerta, kemudian ke Plered (Bantul). Meski demikian, Kotagede tetap menjadi simbol asal mula Mataram Islam.
Warisan Budaya dan Nilai Spiritual
Kerajaan Mataram Islam meninggalkan warisan besar dalam hal:
- Budaya dan arsitektur Jawa-Islam,
- Sistem pemerintahan tradisional,
- serta spiritualitas Jawa yang memadukan nilai Islam dan kearifan lokal.
Warisan inilah yang kemudian melahirkan dua kerajaan penerus:
- Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, dan
- Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Keduanya masih mempertahankan tradisi dan tata adat peninggalan Mataram Islam hingga sekarang.
| Aspek | Keterangan |
|---|---|
| Nama Kerajaan | Mataram Islam |
| Pendiri | Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya) |
| Tahun Berdiri | Sekitar 1575 M |
| Lokasi Awal | Kotagede, Yogyakarta |
| Asal Wilayah | Perdikan Alas Mentaok (hadiah dari Pajang) |
| Tokoh Terkait | Ki Ageng Pemanahan, Sultan Hadiwijaya, Sultan Agung |
| Peninggalan Penting | Masjid Agung Mataram, Makam Raja-Raja Mataram, Sisa Benteng Kotagede |
| Status Sekarang | Cagar Budaya Nasional dan destinasi wisata sejarah |
Kotagede bukan sekadar kawasan tua di Yogyakarta. Ia adalah saksi lahirnya peradaban besar Jawa, tempat di mana Islam, budaya, dan politik bersatu membentuk dasar sejarah panjang Nusantara. Hingga kini, jejak Kerajaan Mataram Islam di Kotagede terus dijaga dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sebagai warisan sejarah yang tak ternilai.
