Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Saat Salat, 1 Santri Tewas dan 88 Luka-Luka

Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Saat Salat, 1 Santri Tewas dan 88 Luka-Luka

Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Saat Salat, 1 Santri Tewas dan 88 Luka-Luka

Liputankilat.com – Tragedi memilukan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025). Bangunan musala yang berada di kompleks asrama putra roboh saat puluhan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah.

Peristiwa tersebut menewaskan satu santri dan mengakibatkan sedikitnya 88 lainnya luka-luka. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi hingga Selasa (30/9) pagi, mengingat kemungkinan masih ada korban tertimbun reruntuhan.

Kronologi Kejadian

Musala yang ambruk itu baru selesai menjalani pengecoran pada pagi hari sebelum insiden terjadi. Sekitar pukul 15.00 WIB, saat puluhan santri tengah menunaikan salat Ashar berjamaah, tiba-tiba terdengar suara gemuruh diikuti getaran.

Saksi mata menyebutkan bagian ujung bangunan runtuh lebih dulu, kemudian disusul robohnya seluruh struktur ke lantai dasar. Para santri berhamburan mencoba menyelamatkan diri, namun banyak yang tertimpa material cor beton dan besi bangunan.

Proses Evakuasi

Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan segera dikerahkan ke lokasi. Hingga Selasa pagi, 89 orang berhasil dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 38 dirawat di RSUD Notopuro, enam orang di RS Delta Surya, dan 45 lainnya di RSI Siti Hajar.

Satu korban dilaporkan meninggal dunia. Beberapa korban mengalami luka berat, termasuk seorang santri yang harus menjalani amputasi lengan akibat tertimpa material beton.

Kendala utama evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh. Alat berat seperti ekskavator disiagakan, namun penggunaannya dibatasi untuk mencegah keruntuhan susulan.

Dugaan Penyebab

Pengasuh Ponpes Al Khoziny menyebut bangunan musala tidak mampu menopang beban setelah pengecoran dilakukan. Diduga konstruksi tidak sesuai standar teknis dan pondasi tidak cukup kuat.

Informasi lain menyebutkan, renovasi gedung tersebut belum dilengkapi izin resmi (IMB/PBG). Hal ini memunculkan sorotan publik terkait lemahnya pengawasan pembangunan fasilitas pendidikan keagamaan.

Tanggapan Pemerintah

Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan pencarian korban akan dilakukan hingga tuntas. Ia juga mengkritisi banyaknya bangunan ponpes yang dibangun tanpa izin resmi.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan seluruh biaya pengobatan korban di rumah sakit pemerintah akan ditanggung Pemprov Jatim. Untuk korban yang dirawat di rumah sakit swasta, biaya juga akan dibantu.

Sementara itu, Kementerian Agama menyampaikan duka cita mendalam dan menyatakan akan turun tangan memantau penanganan serta mendukung pemulihan fasilitas pendidikan di ponpes tersebut.

Dampak dan Implikasi

Musibah ini memunculkan pertanyaan serius tentang keselamatan konstruksi di lingkungan pondok pesantren. Pemerintah daerah berencana memperketat aturan izin mendirikan bangunan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Selain itu, kebutuhan dukungan psikososial untuk para santri yang menjadi korban juga mendesak, mengingat trauma mendalam yang mereka alami.

Ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menjadi peringatan penting bahwa pembangunan fasilitas pendidikan harus memenuhi standar teknis dan izin resmi. Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pengawasan pembangunan di pesantren agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *