FIFA Jatuhkan Sanksi ke FAM Malaysia, 7 Pemain Naturalisasi Dilarang Bermain

FIFA Jatuhkan Sanksi ke FAM Malaysia, 7 Pemain Naturalisasi Dilarang Bermain

FIFA Jatuhkan Sanksi ke FAM Malaysia, 7 Pemain Naturalisasi Dilarang Bermain

Liputankilat.com — Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) resmi dikenai sanksi berat oleh FIFA terkait dugaan pelanggaran prosedur dalam proses naturalisasi tujuh pemain asing yang memperkuat tim nasional Malaysia. Kasus ini kini menjadi sorotan besar publik karena dinilai mencoreng reputasi sepak bola negeri jiran di kancah internasional.

FIFA Jatuhkan Sanksi ke FAM Malaysia

FIFA menjatuhkan denda sebesar 350.000 Swiss francs (sekitar RM1,8 juta) kepada FAM serta melarang tujuh pemain naturalisasi tampil dalam semua kompetisi resmi selama 12 bulan.

Adapun pemain yang terkena larangan antara lain:

  • Facundo Garcés
  • Gabriel Palmero
  • Rodrigo Holgado
  • Imanol Machuca
  • Joao Figueiredo
  • Jon Irazabal
  • Hector Hevel

Menurut laporan Reuters dan The Star Malaysia, sanksi ini dijatuhkan setelah FIFA menemukan adanya kejanggalan dalam dokumen yang digunakan untuk mengesahkan status naturalisasi pemain-pemain tersebut.

FAM Ajukan Banding dan Klarifikasi

Melalui pernyataan resmi, Sekretaris Jenderal FAM, Noor Azman Rahman, menyebut bahwa federasi tidak menerima tuduhan pemalsuan dokumen dan segera mengajukan banding ke FIFA.

“Kami yakin tidak ada unsur kecurangan. Semua dokumen pemain kami ajukan sesuai dengan regulasi FIFA dan pemerintah Malaysia. Kami akan menyerahkan bukti tambahan dalam proses banding,” ujar Noor Azman dalam konferensi pers di Wisma FAM, Selangor, Senin (6/10).

FAM juga mengklaim bahwa kesalahan ini muncul akibat “masalah teknis administratif”, terutama terkait dokumen keturunan dan tempat lahir kakek-nenek pemain yang berasal dari Malaysia.

Dampak Terhadap Tim Nasional dan Liga Malaysia

Larangan bermain terhadap tujuh pemain tersebut membuat pelatih Kim Pan-gon harus melakukan penyesuaian besar pada skuad Harimau Malaya, terutama menjelang kualifikasi Piala Asia 2026 dan Piala AFF 2025.

Selain tim nasional, sejumlah klub Malaysia seperti Johor Darul Ta’zim (JDT) dan Sabah FC turut terkena imbas, karena beberapa pemain yang disanksi merupakan bagian dari klub tersebut. Akibatnya, Liga Super Malaysia (MSL) terancam kehilangan daya saing sementara waktu.

Kritik dan Tuntutan Transparansi

Kasus ini memunculkan gelombang kritik dari publik dan mantan pemain nasional. Datuk M. Karathu, legenda sepak bola Malaysia, menyebut kejadian ini sebagai “tamparan keras bagi integritas sepak bola Malaysia.”

“Proses naturalisasi seharusnya dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai karena ambisi jangka pendek, nama Malaysia rusak di mata dunia,” tegasnya kepada The Star.

Di sisi lain, beberapa politisi Malaysia seperti Ramkarpal Singh (DAP) menuntut FAM lebih transparan dalam mengungkap kronologi kasus dan sumber dana yang akan digunakan untuk membayar denda FIFA, mengingat federasi juga menerima dukungan dana publik.

Reaksi Publik dan Media

Tagar #SaveMalaysianFootball dan #FAMScandal menjadi trending di platform X (Twitter) Malaysia sejak Selasa pagi (7/10). Banyak pengguna media sosial menilai bahwa sanksi ini merupakan konsekuensi dari lemahnya sistem verifikasi dan pengawasan internal federasi.

Media olahraga regional seperti ESPN Asia dan Fox Sports SEA juga menyoroti bahwa Malaysia berisiko kehilangan reputasi sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan sepak bola tercepat di Asia Tenggara.

FIFA: “Ada Unsur Pemalsuan Dokumen”

FIFA dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa sanksi dijatuhkan bukan karena kesalahan administratif ringan, melainkan karena terdapat “indikasi kuat pemalsuan dokumen kewarganegaraan” yang diajukan untuk beberapa pemain.

“Temuan kami menunjukkan adanya ketidaksesuaian data antara dokumen yang dikirim FAM dan catatan sipil negara asal pemain,” tulis laporan resmi FIFA yang dikutip oleh Reuters (6/10).

Langkah Selanjutnya

FAM kini menunggu hasil sidang banding di FIFA yang dijadwalkan pada akhir Oktober 2025. Jika banding ditolak, Malaysia bisa menghadapi konsekuensi tambahan berupa pengurangan poin di kompetisi internasional dan pembekuan sementara dana pengembangan dari FIFA.

Meski begitu, Menteri Belia dan Sukan Malaysia, Hannah Yeoh, menyatakan pemerintah akan membantu FAM dalam penyelidikan internal dan memastikan sistem naturalisasi diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.

Krisis yang menimpa FAM Malaysia ini bukan sekadar masalah administratif, melainkan menyangkut integritas dan kredibilitas sepak bola nasional. Sanksi dari FIFA menjadi peringatan serius bagi seluruh federasi di Asia Tenggara untuk memperketat proses naturalisasi pemain dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi internasional.

Dengan tekanan publik yang besar, langkah FAM dalam proses banding dan reformasi internal akan sangat menentukan masa depan sepak bola Malaysia di level global.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *