Arif Satria Resmi Dilantik Jadi Kepala BRIN 2025

Arif Satria Resmi Dilantik Jadi Kepala BRIN 2025

Arif Satria Resmi Dilantik Jadi Kepala BRIN 2025

Liputankilat.com — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si. sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025). Arif yang sebelumnya menjabat sebagai Rektor IPB University itu berkomitmen memperkuat arah riset nasional dengan fokus pada tiga sektor strategis: pangan, energi, dan air.

Pelantikan di Istana Negara

Pelantikan Arif Satria dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN. Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya sinergi riset nasional dengan kebutuhan pembangunan bangsa.

Dalam sambutannya, Arif menyatakan kesiapannya untuk mengawal agenda riset nasional.

“Insyaallah BRIN akan mengawal program-program prioritas dari Bapak Presiden, terutama terkait pangan, energi, dan air. Tiga sektor ini akan menjadi fokus riset yang menentukan masa depan Indonesia,” ujar Arif Satria usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta.

Profil Singkat Arif Satria

Prof. Dr. Arif Satria adalah akademisi dan pemimpin universitas yang dikenal luas di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ia menjabat sebagai Rektor IPB University sejak tahun 2017 dan berhasil membawa kampus tersebut menjadi salah satu perguruan tinggi dengan kinerja riset terbaik di Asia Tenggara.

Lahir di Pekalongan, 17 Maret 1971, Arif menyelesaikan pendidikan sarjana di IPB pada bidang Sosiologi Pedesaan. Ia melanjutkan studi magister di IPB dan meraih gelar Doktor dari Nagoya University, Jepang, dengan bidang keahlian Ekologi Politik dan Kebijakan Lingkungan.

Selain aktif di dunia akademik, Arif juga dikenal sebagai pakar kebijakan publik, khususnya dalam isu pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan.

Tantangan dan Arah Kebijakan BRIN ke Depan

Sebagai Kepala BRIN, Arif Satria menghadapi sejumlah tantangan strategis, antara lain:

  • Memperkuat integrasi riset nasional agar tidak tumpang tindih antar lembaga dan universitas.
  • Meningkatkan produktivitas inovasi teknologi, khususnya di sektor pangan, energi baru terbarukan, dan pengelolaan air.
  • Mendorong kolaborasi riset internasional agar hasil penelitian Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
  • Mempercepat hilirisasi hasil riset, sehingga riset dapat berdampak langsung pada masyarakat dan industri.

Arif menegaskan bahwa BRIN akan membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan perguruan tinggi, lembaga riset daerah, dan sektor industri, untuk mempercepat penerapan hasil penelitian.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Dunia riset harus menjadi ekosistem terbuka yang saling menguatkan, bukan berjalan sendiri-sendiri,” ujar Arif.

Pergantian Kepemimpinan BRIN

Pelantikan Arif menandai berakhirnya masa jabatan Dr. Laksana Tri Handoko, yang sebelumnya memimpin BRIN sejak 2021. Dalam struktur baru, Presiden juga menetapkan susunan wakil kepala BRIN untuk memperkuat koordinasi riset lintas bidang.

Pergantian ini diharapkan membawa angin segar bagi arah kebijakan riset nasional. Pemerintah menargetkan peningkatan efisiensi dan efektivitas lembaga riset negara, agar dapat berperan lebih aktif dalam mendukung program strategis nasional.

Respon Akademisi dan Publik

Kalangan akademisi menilai penunjukan Arif Satria sebagai langkah positif. Pengalamannya sebagai rektor dinilai mampu menjembatani dunia riset dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Beberapa dosen dan peneliti menyampaikan harapan agar BRIN di bawah kepemimpinan Arif lebih terbuka dan transparan dalam pengelolaan dana riset.

“Arif dikenal sebagai sosok yang visioner dan komunikatif. Ia bisa menjembatani dunia kampus, industri, dan kebijakan publik,” ujar seorang peneliti IPB yang enggan disebut namanya.

Fokus BRIN di Era Arif Satria

  1. Ketahanan Pangan: Pengembangan teknologi pertanian presisi, bioteknologi, dan pangan fungsional.
  2. Energi Terbarukan: Pemanfaatan bioenergi dan energi surya untuk mendukung transisi energi bersih.
  3. Manajemen Air: Inovasi dalam pengelolaan sumber daya air, mitigasi banjir, dan teknologi desalinasi.
  4. Digitalisasi Riset: Optimalisasi big data dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses riset nasional.

Dengan pengalaman panjang di dunia akademik dan komitmen terhadap inovasi, penunjukan Prof. Dr. Arif Satria sebagai Kepala BRIN diharapkan menjadi momentum baru bagi kebangkitan riset Indonesia. Publik menantikan langkah nyata BRIN dalam menjawab tantangan nasional melalui riset yang berdampak langsung bagi kesejahteraan rakyat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *