Panduan Lengkap Simulasi TKA 2025, Latihan Nasional Menuju Ujian Digital Kemendikbud

Panduan Lengkap Simulasi TKA 2025, Latihan Nasional Menuju Ujian Digital Kemendikbud

Panduan Lengkap Simulasi TKA 2025, Latihan Nasional Menuju Ujian Digital Kemendikbud

Liputankilat.com — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi memulai pelaksanaan Simulasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 bagi siswa SMA dan sederajat di seluruh Indonesia. Agenda ini menjadi sorotan nasional karena melibatkan lebih dari 3,5 juta peserta dari berbagai provinsi.

Simulasi ini merupakan tahap penting dalam persiapan menuju TKA resmi yang akan digelar pada November 2025, sebagai bagian dari upaya pemerintah meningkatkan literasi digital dan kesiapan akademik siswa di seluruh daerah.

Tujuan Simulasi TKA: Uji Coba Menuju Asesmen Nasional Digital

Simulasi TKA digelar untuk memberikan kesempatan bagi siswa mencoba sistem dan format ujian berbasis komputer sebelum pelaksanaan resmi.
Menurut keterangan Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik), kegiatan ini berfungsi memastikan seluruh sekolah memahami mekanisme login, token, waktu pengerjaan, dan tata cara teknis ujian berbasis sistem digital.

“Kami ingin seluruh peserta terbiasa dengan lingkungan ujian digital, sehingga pada pelaksanaan TKA nanti tidak ada kendala teknis,” ujar perwakilan Pusmendik dalam siaran resmi Kemendikbudristek, Senin (6/10).

Selain untuk latihan teknis, simulasi ini juga bertujuan mengenalkan struktur soal TKA yang meliputi kemampuan numerik, literasi membaca, dan penalaran logis.

Data Nasional: 3,5 Juta Siswa Ikut Simulasi

Data Kemendikbudristek mencatat, terdapat 3.518.167 siswa yang mengikuti simulasi TKA 2025. Mereka berasal dari:

  • SMA dan MA: sekitar 1,75 juta peserta
  • SMK: sekitar 1,59 juta peserta
  • Madrasah Aliyah (MA): sekitar 506 ribu peserta

Simulasi ini dilakukan secara serentak nasional dengan tiga skema pelaksanaan:

  1. Daring (online) – 67,9% sekolah
  2. Semi daring (campuran) – 12,2% sekolah
  3. Offline (lokal server) – sisanya 19,9% sekolah

Langkah ini dinilai sebagai salah satu proyek digitalisasi pendidikan terbesar di Indonesia tahun ini.

 Jadwal dan Teknis Pelaksanaan

Simulasi TKA digelar mulai 6 hingga 9 Oktober 2025 untuk jenjang SMA dan sederajat.
Peserta dapat mengakses sistem melalui portal resmi Pusmendik Kemendikbudristek di alamat:
👉 https://pusmendik.kemdikbud.go.id/tka/simulasi_tka

Langkah-langkah akses simulasi TKA:

  1. Buka laman resmi Pusmendik.
  2. Pilih jenjang pendidikan (SMA, SMK, MA).
  3. Pilih mata pelajaran yang ingin diuji.
  4. Masukkan token dan data peserta.
  5. Klik “Mulai Simulasi” dan kerjakan soal sesuai waktu yang tersedia.

Pelaksanaan resmi TKA 2025 dijadwalkan berlangsung 1–9 November 2025, sementara jenjang SMP dan SD akan menyusul pada Maret–April 2026.

Manfaat Simulasi bagi Siswa

Simulasi TKA tidak hanya menjadi latihan menghadapi tes, tetapi juga memberikan manfaat strategis:

  • Membiasakan siswa dengan sistem ujian digital nasional.
  • Mengukur kemampuan penalaran, literasi, dan numerasi.
  • Menjadi bahan evaluasi guru dan sekolah untuk memetakan kesiapan akademik.
  • Menanamkan nilai kejujuran dan integritas dalam asesmen berbasis teknologi.

Menurut beberapa guru peserta simulasi, sistem ini membantu siswa terbiasa dengan pola soal penalaran yang menuntut pemikiran kritis, bukan sekadar hafalan.

Tantangan di Lapangan

Walau simulasi berjalan lancar di sebagian besar daerah, beberapa sekolah di wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) melaporkan kendala jaringan dan perangkat.
Kemendikbudristek menegaskan bahwa tidak ada pungutan biaya untuk mengikuti simulasi maupun pelaksanaan TKA. Semua fasilitas disediakan pemerintah agar akses pendidikan tetap merata.

Simulasi TKA 2025 menjadi tonggak penting dalam transformasi pendidikan Indonesia menuju sistem asesmen digital. Dengan jutaan siswa ikut serta, pelaksanaan ini menunjukkan antusiasme tinggi dan kesiapan sekolah menghadapi era baru evaluasi akademik nasional.

Pemerintah berharap kegiatan ini menjadi awal dari budaya belajar yang menekankan pemahaman, bukan hafalan, serta menjamin pemerataan kesempatan belajar di seluruh Indonesia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *